Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masa Depan Yang Tak Pernah Kubayangkan : Suami Stroke Di Usia Muda



Jika orang bilang masa depan penuh ketidakpastian, ternyata benar adanya. Bahkan atas rencana jangka pendek yang akan kamu laksanakan dalam satu atau dua hari ke depan.

Seperti yang tejadi padaku. Setelah 11 hari dirawat inap di rumah sakit, akhirnya Danar boleh pulang. Senang sekali! Itu adalah momen yang sudah kami tunggu setelah hari-hari penuh rasa takut yang harus kami berdua lalui usai diagnosa yang dokter berikan. 

Rasanya benar-benar lega dan bersyukur. Kami pun menjalankan berbagai rencana kami, mengubah pola hidup, pola makan, dan tentu lebih banyak beribadah, sebagai tanda syukur atas kenikmatan yang Allah beri pada kami. Aku bahkan merasa senang karena  kondisi Danar setelah pulang makin hari makin baik. Ia mulai kuat berjalan, poop nya pun juga sudah tidak terlalu sering. Bahkan di hari ke lima berada di rumah, ia sudah bisa mengambil makanan sendiri di dapur. 

Kami pun mulai berencana macam-macam, salah satunya adalah sedikit berjalan-jalan dan menyiapkan bekal kesukaan saat jadwal kontrol ke dokter nanti.

Tapi rencana itu gagal kesampaian. Satu hari sebelum jadwal kontrol, Danar tiba-tiba terjatuh saat tidur. Kami panik, tapi aku mengira ia hanya kebanyakan gerak sampai jatuh dari kasur. Mertuaku mengira ia terlalu lapar sampai pingsan. Tapi respon yang Danar berikan justru memperbesar rasa takut kami. 

Saat dibangunkan, ditepuk, dicubit, ia hanya membuka matanya sambil menatap kosong. Rasanya takut banget waktu itu, takut kalo kenapa kenapa, takut kalo malam itu adalah terakhir kali kami bersama. Aku nangis gemeteran sambil terus panggil-panggil dia selama di jalan. Dan, responnya tetep sama, cuma natap kosong dan ga ada jawaban sama sekali.

UGD

Dokter langsung meriksa keadaannya dan arahin dia ke dalam. Deg. Aku kaget banget. Triase merah.

Waktu masuk RS yang pertama, aku masih sangat tenang karena dia ditempatkan di triase kuning. Tapi kali ini, rasanya aku benar-benar lemas, takut, dan ga ngerti lagi mesti gimana. Dokter melakukan pemeriksaan ini itu, mulai dari cek darah lengkap, kadar gula darah sewaktu, rontgen dada, sampai CT Scan, tapi dia tetep ga ngerti kenapa Danar bisa mengalami penurunan kesadaran karena semua pemeriksaan itu bagus hasilnya.

Aku yang kalut dan ingin segera terbebas dari situasi tak pasti ini, berusaha mencari, sebab-sebab orang bisa mengalami penurunan kesadaran. Kemungkinannya : cedera kepala, stroke, badai tiroid, hipoglikemia atau kadar gula yang terlalu rendah.

Aku sempat mengira kalau itu badai tiroid. Tapi dia tidak demam. Jika badai tiroid harusnya Danar demam sampai 39 derajat kalau sampai kehilangan kesadaran begini. Kalau cedera kepala, rasanya kepalanya tak terbentur waktu jatuh tadi, karena badannya menahan, sebab bahunya agak memar kena benturan. Kalau hipoglikemia, normal kok kadar gulanya. 

Sampai akhirnya pagi tiba. Dokter syaraf datang. Ia langsung memeriksa keaktifan anggota gerak kanan dan kiri dengan cara menjewer kuping Danar kuat-kuat. Hasilnya, Danar menjerit kesakitan, tapi hanya tangan kirinya yang berusaha menggapai dan melepaskan tangan dokter syaraf itu. Disitu dokter langsung memberikan kesimpulan yang... hmmm entahlah aku tak tahu bagaimana menggambarkannya, intinya, sama sekali tak pernah kubayangkan.

Danar Stroke.

Dua kata yang menurutku benar-benar tak cocok. 

Aku sama sekali tak pernah punya bayangan, Danar, yang seaktif itu, sesehat itu, segak bisa diam itu, mengalami stroke, diusia semuda ini?

Kala itu aku benar-benar tak tahu apa yang kurasakan. Rasanya aku hanya ingin penjelasan. Bagaimana bisa?

Yah, ternyata semua alasannya pun sangat masuk akal.

Hipertiroid yang ia alami menyebabkan Danar mengalami gangguan irama jantung. Tiba-tiba malam itu, jantungnya berdebar sangaaatt cepat. Kata dokternya bisa ratusan kali per detik. Aku tidak benar-benar ingat, yang aku ingat, penjelasan dokter itu membuatku membayangkan jantung danar jadi seperti botol yang sedang dikocok kuat-kuat. Menakutkan.

Gangguan irama jantung tadi berbuah pembekuan darah. Ketika darah bersirkulasi, bekuan darah itu nyangkut di salah satu pembuluh darahnya di otak, menyebabkan penyumbatan yang memicu stroke.

Aku hanya bengong. kosong. mendengar semua kata-kata dokter tadi. Rasanya ga sedih. ga kaget seperti yang di sinetron sinetron itu. yang ada hanya kekosongan dan kemudian tangisku pecah. Meluapkan semua rasa khawatir bingung terkejut dan mungkin sekaligus takut.


Posting Komentar untuk "Masa Depan Yang Tak Pernah Kubayangkan : Suami Stroke Di Usia Muda"