Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pekerja Kreatif HAHAA

Menanti sebuah cerita menghampiri. Sudah dua minggu ini aku tiada lagi menulis. Tak lain dari siksaan yang luar biasa menyiksa. Sebab, apalagi yang dibanggakan dari seorang penulis jika ia tidak menulis ?


Langit mendung dan matahari terik, tak lagi menjelma kata-kata. Lagipula untuk apa kata-kata jika sebagai pelapor cuacapun ia tak ada guna. Burung berciut-ciut, kadal lewat di atas rumput, ibu-ibu berdaster menawar sayur, ah sayurpun ia tawar, dua ribu minta tiga ikat, sungguh keterlaluan di masa krisis begini, apalagi yang ia minta adalah bayam. Ah, bahkan hal-hal semenarik itu tak ada satupun yang menjelma cerita. Mengesalkan, mengesalkan.

Ah, mungkin satu cangkir kopi akan membantu situasiku ini. Aku masih berpikir begitu, padahal aku tahu sendiri berapa puluh cangkir kopi yang kuhabiskan dalam minggu ini demi menunggu cerita berdatangan padaku. Tak berguna, walau beberapa kutandaskan sampai ampasnya dan beberapa yang lain hancur beserta cangkirnya. Iya, lantaran kubanting karena rasa frustasi yang sudah sampai pada ubun-ubun, astaga mengesalkannya.

Satu ilham datang, tanganku siap menyambutnya di atas keyboard. Aku tak sabar untuk berketak-ketik, ayolah-ayolah, aku merindukanmu, ayolah datanglah padaku, aku perlu menulis, aku perlu mengirimkan tulisanku, aku perlu makan ini, sudah tiga hari aku hanya makan sehari sekali dengan mi instan tanpa telor plus nasi, sebentar lagi perutku pasti bakal disambangi tifus, atau paling enteng magh akutlah. Ayolah, ayolah, kemudian satu kata muncul, dan…

“Tinggg!”

Ah, sialan, kata-kata yang sudah mulai tampak hilalnya itu hilang, musnah begitu saja. Seperti asap kena angin. Semua itu karena bunyi hape sialan!!!

Aku hendak membantingnya, tapi untung saja, aku masih tahu  diri. Daripada kubanting kan lebih baik kujual kalau uangku sudah penghabisan dan cerita masih juga belum menghampiriku. Untung saja, untung saja.

Kembali kufokuskan diriku, kuhadapkan diriku dengan lebih serius di laptop, dengan mata yang lebih melotot dan juga jari-jari yang sigap untuk bergerak lebih cepat. Ayolah, ayolah, ayolah….

Dan, kosong, mlompong, tidak ada apa-apa yang mendatangiku. Mataku tambah minus seperempat.
Malam itu kuhabiskan dengan banyak-banyak merenung. Pikiranku mengembara kemana-mana. Uang UKT yang belum terbayarkan, kos-kosan yang menunggak, perut yang perlu diisi tiap hari. Tabunganku yang tak banyak pun kian hari ikut kian tipis. Mungkin dua hari akan habis. Sementara itu tetap, tak ada cerita yang mendatangiku, dan pikiran soal ukt, kos-kosan,uang makan, dan tabungan yang makin tipis menghantuiku setiap saat.


PS : Bukan cerita sebenarnya, kebetulan numpang lewat saja dan saya menuliskannya.

Posting Komentar untuk "Pekerja Kreatif HAHAA"