Rumah Arwah Isabel Allende Yang Rumit Rumit Asyik
Kurang lebih tiga hari yang lalu aku baru saja selesai membaca Rumah Arwah tulisan Isabel Allende. Buku itu kutemukan di rak-rak Perpustakaan Kota Malang yang mayan juga isinya ternyata hehehe... Selain Rumah Arwah aku juga pinjam Jeritan Lirih-nya Kenzaburi Oe, tapi masih berusaha istiqomah membacanya. Juga masih banyak buku yang harus dijelajahi!
Novel Rumah Arwah itu cukup tebal, dan jujur saja aku agak takut meminjamnya, takut nggak terbaca, berhenti di tengah jalan, dan akhirnya kukembalikan karena tenggat waktu peminjaman. Yah, kebiasaan yang sering kulakukan. But, no~no~no~ that's not happen beybihhh wkwkwk
Aku berhasil menyelesaikannya sebab novel itu begitu menarik. Seperti novel Amerika Latin biasanya, yang suka berputar-putar dulu dan tidak langsung mempertemukan pembaca dengan tokoh utama, Rumah Arwah juga begitu. Kita akan diperkenalkan dulu dengan keluarga besar del Valle, mulai dari Severo del Valle, Nivea del Valle, dan anak-anak mereka yang banyak, serta saudara Nivea, seorang paman nyentrik yang suka berpetualang dan melakukan eksperimen-eksperimen ajaib. Satu petunjuk yang akan mengantarkan pembaca kepada kenyentrikan yang dimiliki oleh setiap anggota keluarga ini nantinya.
Novel ini nantinya akan berpusat pada Clara del Valle, putri bungsu keluarga del Valle yang punya kekuatan magis, bisa meramalkan masa depan karena perkawanannya dengan para roh. Ia nantinya akan menikah dengan Esteban Trueba, mantan tunangan kakaknya, Rosa, dan punya anak-anak yang tak kalah nyentriknya. Sementara cerita akan bergulir melalui hubungan yang mereka jalin dengan banyak orang, dengan masalah dan kepentingannya masing-masing.
Banyaknya tokoh yang akan kita temui inilah sensasi menariknya membaca novel ini, bukan hanya empat atau enam, tapi sekitar dua puluhan, dan semuanya punya peran penting. Dan, aku suka sekali jalinan yang terbangun antara para tokohnya, rumit dan menarik.
Cerita ini sendiri bergulir selama empat generasi, yaitu mulai dari Severo dan Nivea del Valle, Clara del Valle Trueba dan suaminya, Esteban, anak-anak mereka Blanca, Jaime, dan Nicolas, serta cucu Clara dan anak Blanca, Alba. Selama perguliran itu, kalian akan benar-benar merasakan kerumitan dan perbedaan situasi dalam setiap zaman, termasuk penggulingan Sang Presiden yang sebenarnya dilatarbelakangi oleh penggulingan Presiden Salvador Allende, paman Isabel sendiri.
Makin berasa greget kan kerumitannya?
Tapi meski amat rumit, aku sendiri memuji Isabel dalam membangun cerita. Terasa benar perasaan menyenangkan yang hidup dalam rumah di ceritanya, baik rumah keluarga del Valle yang berteras tiga, maupun rumah keluarga Clara nantinya, di Tres Marias atau Rumah Besar di Pojokan yang letaknya di kota. Orang-orangnya yang nyentrik, kebebasan dan perdebatan yang lahir di dalam rumah itu terasa benar-benar hidup. Kayak asyik gitu. Bahkan aku sampai berpikir asyik kali ya kalo bisa jadi bagian keluarga mereka hahahaa.
Selain itu, setelah aku mencoba mencari tahu sedikit tentang penulisnya, ada hal yang menarik tentang bagaimana ia membangun karakter tokoh-tokohnya. Bagaimana tokoh-tokoh itu sebenarnya adalah banyak orang di sekitarnya, dan bagaimana peristiwa dalam ceritanya sebenarnya adalah peristiwa dalam cerita hidupnya sendiri, tapi ia daur ulang dan rangkai dengan sedemikian rupa, yang bagiku tuh bener-bener wih, gila... keren ya... Hal-hal itu sebenarnya ingin kulakukan tapi kemalasan dan rasa rendah diri selalu merintangi. Okay, aku mesti berhenti begitu.
Sudut pandangnya sebagai perempuan berpengaruh banyak dalam penceritaannya, hmmm... tapi kalau ini kayaknya aku mesti bikin tulisan tersendiri.
Okay
Adios Amigo!
Novel Rumah Arwah itu cukup tebal, dan jujur saja aku agak takut meminjamnya, takut nggak terbaca, berhenti di tengah jalan, dan akhirnya kukembalikan karena tenggat waktu peminjaman. Yah, kebiasaan yang sering kulakukan. But, no~no~no~ that's not happen beybihhh wkwkwk
Aku berhasil menyelesaikannya sebab novel itu begitu menarik. Seperti novel Amerika Latin biasanya, yang suka berputar-putar dulu dan tidak langsung mempertemukan pembaca dengan tokoh utama, Rumah Arwah juga begitu. Kita akan diperkenalkan dulu dengan keluarga besar del Valle, mulai dari Severo del Valle, Nivea del Valle, dan anak-anak mereka yang banyak, serta saudara Nivea, seorang paman nyentrik yang suka berpetualang dan melakukan eksperimen-eksperimen ajaib. Satu petunjuk yang akan mengantarkan pembaca kepada kenyentrikan yang dimiliki oleh setiap anggota keluarga ini nantinya.
Novel ini nantinya akan berpusat pada Clara del Valle, putri bungsu keluarga del Valle yang punya kekuatan magis, bisa meramalkan masa depan karena perkawanannya dengan para roh. Ia nantinya akan menikah dengan Esteban Trueba, mantan tunangan kakaknya, Rosa, dan punya anak-anak yang tak kalah nyentriknya. Sementara cerita akan bergulir melalui hubungan yang mereka jalin dengan banyak orang, dengan masalah dan kepentingannya masing-masing.
Banyaknya tokoh yang akan kita temui inilah sensasi menariknya membaca novel ini, bukan hanya empat atau enam, tapi sekitar dua puluhan, dan semuanya punya peran penting. Dan, aku suka sekali jalinan yang terbangun antara para tokohnya, rumit dan menarik.
Cerita ini sendiri bergulir selama empat generasi, yaitu mulai dari Severo dan Nivea del Valle, Clara del Valle Trueba dan suaminya, Esteban, anak-anak mereka Blanca, Jaime, dan Nicolas, serta cucu Clara dan anak Blanca, Alba. Selama perguliran itu, kalian akan benar-benar merasakan kerumitan dan perbedaan situasi dalam setiap zaman, termasuk penggulingan Sang Presiden yang sebenarnya dilatarbelakangi oleh penggulingan Presiden Salvador Allende, paman Isabel sendiri.
Makin berasa greget kan kerumitannya?
Tapi meski amat rumit, aku sendiri memuji Isabel dalam membangun cerita. Terasa benar perasaan menyenangkan yang hidup dalam rumah di ceritanya, baik rumah keluarga del Valle yang berteras tiga, maupun rumah keluarga Clara nantinya, di Tres Marias atau Rumah Besar di Pojokan yang letaknya di kota. Orang-orangnya yang nyentrik, kebebasan dan perdebatan yang lahir di dalam rumah itu terasa benar-benar hidup. Kayak asyik gitu. Bahkan aku sampai berpikir asyik kali ya kalo bisa jadi bagian keluarga mereka hahahaa.
Selain itu, setelah aku mencoba mencari tahu sedikit tentang penulisnya, ada hal yang menarik tentang bagaimana ia membangun karakter tokoh-tokohnya. Bagaimana tokoh-tokoh itu sebenarnya adalah banyak orang di sekitarnya, dan bagaimana peristiwa dalam ceritanya sebenarnya adalah peristiwa dalam cerita hidupnya sendiri, tapi ia daur ulang dan rangkai dengan sedemikian rupa, yang bagiku tuh bener-bener wih, gila... keren ya... Hal-hal itu sebenarnya ingin kulakukan tapi kemalasan dan rasa rendah diri selalu merintangi. Okay, aku mesti berhenti begitu.
Sudut pandangnya sebagai perempuan berpengaruh banyak dalam penceritaannya, hmmm... tapi kalau ini kayaknya aku mesti bikin tulisan tersendiri.
Okay
Adios Amigo!
kenapa suka dengan novel yang rumit
BalasHapusKenapa hayooo?
Hapus