Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dipermainkan Rulfo di Pedro Paramo

Sumber gambar : Zanafa.com (saya males moto buku aslinya, jadi begini saja ya...)
Akhirnya novel ini ada di tangan saya! 
 
Setelah membaca review-nya di blog Bernard Batubara, saya sungguh jadi penasaran dengan tulisan Juan Rulfo yang konon ditulis sampai makan waktu sepuluh tahun ini. Dan, setelah- terimakasih Om saya- uang jajan saya nambah, dan rak - rak toko buku togamas menjualnya, akhirnya buku ini benar - benar nyata di hadapan saya.

Tak terkira semangat saya di hari novel ini akhirnya jadi hak milik. Meskipun, beberapa hari setelahnya saya mengalami penurunan nafsu membaca, tapi pada akhirnya setelah awalnya agak memaksa dan kemudian saya menikmatinya juga, buku ini kelar dibaca. 

Pedro Paramo. Judul yang singkat, tapi sedap diucap. Seperti yang telah dituliskan oleh Bernard Batubara di blognya, juga seperti yang tertulis di halaman belakangnya, buku ini diawali dengan Juan Preciado yang diminta ibunya pergi ke Comala untuk bertemu dengan ayahnya, Pedro Paramo, untuk memintanya membayar atas hari - hari dimana ayahnya melupakan mereka. Tapi setelah Juan Preciado sampai disana, Comala bukanlah kota yang penuh semarak seperti yang diceritakan oleh ibunya, melainkan sebuah kota berselimut kabut yang dipenuhi oleh arwah. 

Begitulah kisah ini dijalin. Berkisah tentang orang - orang yang tampak sering berganti - ganti, ya banyak sekali tokoh dalam buku ini, tapi ternyata bersimpul pada satu orang, Pedro Paramo. 

Saya rasa hal yang indah dari buku ini adalah cara Juan Rulfo memainkan kita. Iya, mempermainkan. Saya sering terasa hilang di halaman - halamannya, bingung antara masa kini dan masa lalu, Comala sekarang dan yang dulu, saya juga sering bertanya - tanya apakah orang - orang yang berbicara dalam buku ini hidup atau mati. Begitulah, membaca buku ini membuat saya harus jeli. Tak jarang malah, saya membolak - balik halaman untuk meyakinkan saya, atau mungkin juga menjawab keraguan saya.Kemudian lanjut membaca lagi, lalu membalik - balik lagi. Kadang, saya penasaran, sampai menghitung berapa halaman lagi tersisa, saya penasaran ingin menyaksikan kemisteriusan apa yang menyelubungi Comala, dan bagaimana kisah pencarian Juan Preciado, bagaimana ia akan meminta ayahnya membayar kepada ibunya, lalu, seperti yang saya katakan tadi, Juan Rulfo sedang mempermainkan pembacanya. Saya harus memahami jika buku ini berjudul Pedro Paramo. Sungguh saya sebal sekali dengan Rulfo. Tapi meski sebal saya baca juga tetap!
 
Buku ini bisa dipakai buat alat belajar menuliskan plot yang unik, yang beda, yang agak kabur- ini menurut saya-, yang apalagi ya, yang membuat pembacanya kehilangan dirinya, tapi juga tak berapa lama kembali pada kesadarannya. Saya rasa saya perlu buat membacanya lagi, membacanya dengan seksama dalam satu kali duduk, agar saya tidak kehilangan satu ceceran pun.

1 komentar untuk "Dipermainkan Rulfo di Pedro Paramo"