Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sebuah Tulisan Setelah Lama Tak Menulis


Kutuliskan rentetan kata ini pasca kubaca blog milik dua orang teman. “Hmmmm… Lama sudah aku tak menulis”, pikirku. Lalu pikiran itu berubah menjadi rasa yang menggelisahkan. Kemudian, kubuka Ms. Word. Aku harus mulai dengan mengetikkan apa saja. Benar benar apa saja!

Hari ini aku pulang. Dan rumah, terasa sedemikian hangatnya. Saat baru datang, ibu langsung menyodorkan tangannya, untuk kucium! Heran benar aku sesungguhnya. Tak pernah aku melakukan hal itu ketika baru sampai. Biasanya, aku hanya mencium tangan ibu saat aku akan pergi, kemanapun itu. Kemudian, kakakku segera menyuruhku makan. Tahu bahwa aku tadi harus berbuka di jalan, dengan panganan seadanya tentunya. Sementara itu, dua laki-laki di dalam rumah hanya diam memandangi kami.

Tiga minggu tak pulang, banyak kisah yang tercecer dan lambat baru kutahu. Salah satu kisah itu disampaikan kakakku kala malam mulai turun larut. Kisah ini tentang adikku, adik sepupu lebih tepatnya. Ia lulus SMA tahun ini dan memilih untuk tidak berkuliah, suatu hal yang sebenarnya aku sayangkan. Ia memilih jalan lain, jalan untuk langsung bekerja pasca lulus. Baginya, kuliah pun nantinya tujuannya adalah untuk bekerja, jadi sekarang atau nanti pastilah sama saja. Dan, kabar itu datang juga. Ia telah menjalankan rencananya, pertengahan bulan puasa nanti  ia akan bekerja di Kantor Pemerintah Kabupaten Kediri. Bukan murah untuk bisa bekerja disana, aku katakan murah dibanding mudah, memang karena bapak ibunya harus membayar sejumlah besar uang agar ia bisa diterima. Aku bertanya tanya, Mengapa hal semacam ini menjadi sesuatu yang dianggap sangat biasa? Mana penerapan dari ajaran yang diujarkan kepada kami ketika kecil tentang kejujuran itu? 

Kurasa memang akan butuh banyak tenaga  dan tekad untuk menerapkannya. Menjadi seorang manusia dan menyerahkan dirinya untuk belajar menjadi seorang manusia memang tak akan pernah mudah. Seperti yang aku pikirkan saat dalam perjalanan dari Malang ke Kediri, belajar menjadi seorang manusia akan penuh dengan rasa sakit, seperti Gathot Kaca yang harus mandi di Kawah Candradimuka, seperti itulah proses belajar. Dan setelah semua itu kita juga tak akan dapat penghargaan apa apa, kecuali perluasan sudut pandang dan tembahan kekuatan tekad. Dengan semua itu, kemudian, kita harus siap untuk merasakan sepi dan sendiri. Karena tak selalu ada orang yang punya pikiran sama, tak selalu ada pundak yang bisa dibuat sandaran.

Kurasa demikian dulu ya ceritaku. Kakakku sudah meminta untuk pulang. Semoga akan ada kisah lain yang akan menyambung. :)

Posting Komentar untuk "Sebuah Tulisan Setelah Lama Tak Menulis"